“You’re How You Think” Mungkin Lebih Tepatnya
![]() |
Self-care, Wellness in autumn, winter cold season. Letter board text Self Care Time, aroma sticks, body and self-care handmade cosmetics and beauty product and decor pumpkins. |
“You are what you think,” begitu kata orang. Padahal, ketika kita berpikir kita kaya, uang dalam rekening tidak bertambah. Mungkin lebih tepat jika kutipan ini sedikit diubah: “You're how you think”, karena perasaan dan diri kita bergantung pada bagaimana cara kita berpikir.
Pikiran adalah hal paling kuat yang dimiliki manusia. Apa yang kita pilih untuk dipikirkan memiliki dampak yang sangat besar pada cara kita melihat diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar. Pikiran mempengaruhi tindakan dan sikap kita. Jika memandang diri sendiri dengan rasa percaya diri dan optimisme, kita akan lebih cenderung untuk mengambil langkah-langkah menuju tujuan. Sebaliknya, jika terus menerus berpikir negatif atau meragukan diri sendiri, kita mungkin akan merasa terhalang dan enggan untuk mencoba hal-hal baru.
Saat perasaan sedang tidak baik-baik saja, terlebih pada keadaan depresi, proses pikir kita biasanya ikut andil dalam memperburuk keadaan. Namun, sulit bagi kita untuk menyadari proses berpikir yang bermasalah ini karena kita menganggapnya sebagai cara kita melihat realitas. Menyadari pikiran yang keliru saat hal itu muncul bukanlah hal yang mudah.
Tidak hanya mempengaruhi persepsi tentang diri sendiri, pikiran juga memengaruhi cara kita melihat dunia di sekitar. Orang yang memiliki perspektif positif cenderung melihat peluang di setiap situasi, sementara orang dengan pola pikir negatif mungkin lebih cenderung melihat hambatan.
Keindahan dari konsep "You're how you think" adalah bahwa kita memiliki kendali atas pikiran. Kita dapat memilih untuk mengubah pola pikir untuk menciptakan kehidupan yang lebih memuaskan dan memenuhi. Dengan memperkuat pola pikir positif, kita membuka pintu menuju potensi tak terbatas dan kebahagiaan yang mendalam dalam kehidupan.
Gabung dalam percakapan