Garis antara Introvert dan Ekstrovert

Garis antara Introvert dan Ekstrovert
Selama perjalanan hidup saya, istilah introvert dan ekstrovert menjadi sangat populer dan dibahas oleh banyak orang. Saya yakin Anda juga pernah mendengar tentang istilah-istilah tersebut dan mungkin juga mengetahui ciri-ciri dan stigma yang melekat pada keduanya.

Penting untuk dicatat bahwa istilah ini diperkenalkan oleh Carl Jung, seorang psikolog terkemuka asal Swiss, yang mempelajari kepribadian manusia dengan sangat mendalam. Melalui karyanya pada awal abad ke-20, Jung berhasil memperkenalkan teori yang membagi kepribadian seseorang menjadi introvert dan ekstrovert.

Jung berpendapat bahwa introvert adalah individu yang cenderung lebih memfokuskan energi psikis mereka ke dalam diri sendiri. Mereka cenderung lebih menyukai pemikiran dan refleksi dalam, dan membutuhkan waktu sendiri yang lebih banyak untuk mengisi ulang energi mereka. Mereka memiliki dunia batin yang sangat kaya dan memproses informasi melalui pemikiran dan pemahaman mendalam secara intensif.

Di sisi lain, ekstrovert adalah individu yang cenderung lebih memfokuskan energi psikis mereka ke luar diri. Mereka cenderung lebih terbuka dan ekspresif secara sosial, dan mendapatkan energi dari interaksi dengan orang lain. Mereka sering aktif dalam dunia luar dan lebih suka berbicara, berbagi, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Namun, tidak ada manusia yang mutlak 100% introvert atau ekstrovert. Carl Jung sendiri menyatakan bahwa seseorang yang introvert atau ekstrovert murni.

There is no such thing as a pure introvert or extrovert. Such a person would be in the lunatic asylum.” -Carl Jung.
Extrovert murni hanya bisa mendapatkan energinya dari interaksi sosial, dan akan langsung kehilangan semua energi saat sendirian. Ekstrovert mungkin akan depresi setiap kali harus mandi. Sama halnya dengan introvert murni yang hanya dapat beristirahat dengan isolasi total dan akan kehilangan semua energi jika ada interaksi sosial sekecil apapun. Introvert mungkin akan depresi setiap kali keluar dari kamar pribadi.

Ekstraversion: Antara Introvert dan Ekstrovert

Ini semua adalah extraversion. Extraversion dikenal sebagai dimensi kepribadian yang mencerminkan cara seseorang berinteraksi secara sosial. Merujuk pada gagasan bahwa introvert dan extrovert ada dalam suatu spektrum kontinum. Dalam konteks ini, spektrum menggambarkan variasi yang ada antara kedua kepribadian tersebut.

Manusia digambarkan layaknya berada di tengah samudra, suatu tempat yang luas dan tidak berujung. Spektrum introvert dan extrovert mengakui bahwa tidak ada manusia berada pada ujung tegas sebagai introvert atau extrovert. Manusia dapat memiliki karakteristik yang lebih menunjukkan ambivert, yang berarti mereka memiliki sifat-sifat introvert dan extrovert yang seimbang.

Dalam konteks spektrum ini, seseorang dapat menunjukkan kecenderungan introvert yang lebih kuat atau ekstrovert yang lebih kuat, atau bahkan menunjukkan karakteristik yang berfluktuasi tergantung pada situasi tertentu. Inilah mengapa ada istilah introverted (cenderung introvert) atau extroverted (cenderung extrovert), dan tidak pernah sebagai introvert atau extrovert murni.

Extraversion adalah sebuah spektrum, bukan pilihan biner. Tidak pasti untuk melabeli seseorang hanya sebagai introvert atau ekstrovert saja. Setiap manusia unik dengan kepribadiannya masing-masing, dan karena itu extraversion seharusnya dijelaskan seperti esai, bukan hanya pertanyaan pilihan ganda.